SELAMAT DATANG SOBAT...

Jumat, 09 Desember 2011

SHALAT SUNNAH KHUSUF

Shalat sunnah Kusuf/shalat sunnah Khusuf.

Kusuf/Khusuf ialah istilah yang diberikan untuk shalat sunnah di waktu terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan.
Bilangan raka'at dan cara pelaksanaannya :
- Shalat kusuf/khusuf ini utamanya dilaksanakan di masjid secara berjama'ah dan dengan khutbah sesudah shalat.
- Shalat gerhana ini tanpa adzan dan iqamah; tetapi hanya panggilan, misalnya "Ash-Sholaatu Jaami'ah" (Mari kita berkumpul untuk shalat)
- Shalat sunnah ini dikerjakan sebanyak 2 raka'at dengan bacaan jahr.
- Pada tiap-tiap raka'at mengandung 2 ruku' dan 2 sujud dengan cara
sebagai berikut :
1. Takbiratul Ihram,
2. Membaca doa iftitah,
3. Membaca ta'awwudz,
4. Membaca Basmalah,
5. Membaca Al-Fatihah,
6. Membaca Amin,
7. Membaca Surat/Ayat Al-Qur'an,
8. Ruku' dan membaca tasbih ruku',
9. I'tidal (berdiri tegak kembali),
10. Membaca Surat/Ayat Al-Qur'an (tangan bersedekap seperti semula),
11. Ruku' dan membaca tasbih ruku',
12. I'tidal (berdiri tegak kembali),
13. Sujud dan membaca tasbih sujud,
14. Duduk antara dua sujud,
15. Sujud kedua. Kemudian berdiri untuk raka'at yang kedua. Pada raka'at kedua dikerjakan seperti raka'at yang pertama tadi, mulai dari urutan nomor 4, dan seterusnya,
16, Duduk Attahiyyat dengan membaca tasyahhud dan shalawat,
17. Salam.
Kemudian tenang untuk mendengarkan khutbah.
Dalil pelaksanaannya :

Dari 'Aisyah istri Nabi SAW, ia berkata : "Sesungguhnya telah terjadi gerhana matahari dimasa Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW pergi ke masjid. Kemudian beliau berdiri dan bertakbir dan orang-orang bershaf di belakang beliau. Dalam shalat tersebut Rasulullah SAW membaca bacaan yang panjang. Kemudian beliau bertakbir dan ruku' dengan ruku' yang panjang pula. Kemudian beliau mengangkat kepalanya sambil membaca "Sami'alloohu liman hamidah, robbanaa wa lakal hamdu". Lalu beliau membaca lagi bacaan yang panjang, tetapi lebih pendek dari pada bacaan
yang pertama. Sesudah itu beliau bertakbir lalu ruku' dengan ruku' yang panjang, tetapi lebih pendek dari pada ruku' yang pertama tadi. Kemudian beliau membaca (sambil berdiri) "Sami'alloohu liman hamidah, robbanaa wa lakal hamdu". Sesudah itu beliau sujud. Kemudian beliau melaksanakan pada raka'at yang kedua sedemikian itu pula, sehingga genap empat kali ruku' dan empat kali sujud, sedang matahari pun muncul kembali sebelum beliau selesai (shalat). Setelah itu Rasulullah SAW berkhutbah, memuji Allah SWT dengan pujian-pujian-Nya, kemudian beliau bersabda : "Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Dua-duanya tidaklah gerhana karena mati atau lahirnya seseorang. Apabila kamu sekalian melihat yang demikian itu maka segeralah untuk melaksanakan shalat". [HR. Muttafaq 'Alaih, dan lafadh ini bagi Muslim 2 : 619]

Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata : Pernah gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW di suatu hari yang sangat panas. Lalu Rasulullah SAW mengerjakan shalat bersama para shahabat. Beliau berdiri lama sekali, sehingga banyak yang jatuh. Kemudian beliau ruku’ lama, lalu bangun dan berdiri lama, lalu ruku’ lama, kemudian bangun dan berdiri lama, kemudian sujud dua kali. Kemudian beliau berdiri dan melakukan seperti itu sehingga shalatnya mengandung empat ruku’ dan empat kali sujud. Setelah itu beliau bersabda, “Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku segala sesuatu yang akan kalian masuki. Diperlihatkan surga kepadaku, sehingga aku
mengulurkan tangan akan mengambil petikan (buah) surga itu, tetapi tanganku tidak dapat mencapainya. Diperlihatkan pula kepadaku neraka.
Aku melihat di dalamnya ada seorang perempuan Bani Israil yang disiksa sebab kucingnya, dia mengikat kucing itu tanpa memberinya makan dan tidak pula membiarkannya untuk makan serangga tanah. Aku juga melihat Abu Tsumamah ‘Amr bin Malik menarik ususnya di neraka”. Orang-orang berkata, “Sesungguhnya matahari dan bulan tidaklah gerhana melainkan karena meninggalnya orang yang agung”. Padahal, sebenarnya keduanya adalah dua tanda diantara tanda-tanda kekuasaan Allah yang Dia tunjukkan kepada kalian. Karena itu, apabila keduanya gerhana, maka lakukanlah
shalat hingga muncul kembali”. [HR. Muslim 2 : 622]
Keterangan :
Abu Tsumaamah ‘Amr bin Maalik, dalam riwayat lain disebut Ibnu Luhaiy (Luhaiy = nama laqobnya Maalik), dan dalam riwayat lain disebut ‘Amr bin ‘Aamir Al-Khuza’iy, adalah orang yang mula-mula mengada-adakan tentang Saaibah, Bahiirah dan Haam (sebagaimana tersebut dalam QS. Al-Maaidah : 103).

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr RA, ia berkata : Ketika terjadi gerhana matahari pada jaman Rasulullah SAW, diseru dengan panggilan,”Ash-sholaatu jaami’ah”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 25]

Dari ‘Aisyah bahwasanya Nabi SAW membaca jahr dalam shalat gerhana dan beliau shalat dengan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka'at. [HR. Muslim 2 : 620]
Anjuran memerdekakan budak, bersadaqah, istighfar, dzikir dan shalat ketika terjadi gerhana

Dari Asma’ (binti Abu Bakar), ia berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW memerintahkan untuk memerdekakan budak ketika terjadi gerhana matahari”. [HR. Bukhari juz 2, hal : 29]

Dari ‘Aisyah, ia berkata : Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW. Kemudian beliau berdiri untuk shalat (gerhana) ….., kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan itu diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, keduanya tidak gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Maka apabila kalian melihat yang demikian itu, bertakbirlah, berdo’alah kepada Allah, shalatlah dan bersedekahlah”. [HR. Muslim juz 2, hal. : 618]

Dari Abu Musa, ia berkata : Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Nabi SAW, lalu Nabi SAW bangkit, terkejut dan takut kalau terjadi hari qiyamat. Lalu beliau pergi ke masjid, lalu shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang sangat lama, yang saya belum pernah melihatnya sama sekali beliau mengerjakan yang seperti itu. Kemudian beliau bersabda, Sesungguhnya tanda-tanda kekuasaan Allah yang Allah kirimkan ini tidak terjadi karena matinya seseorang dan tidak pula karena lahirnya seseorang,
akan tetapi Allah mengirimkannya agar hamba-hamba-Nya takut kepada-Nya. Apabila kalian melihat kejadian yang demikian itu, maka berlindunglah kepada Allah dengan berdzikir, berdoa dan mohon ampun kepada-Nya”.
[HR. Muslim juz 2, hal. : 628]

Dari Mughirah bin Syu’bah, ia berkata : Pernah terjadi gerhana matahari (di masa Rasulullah SAW), pada hari meninggalnya Ibrahim (putra Rasulullah SAW), lalu orang-orang mengatakan, “Matahari ini gerhana karena meninggalnya Ibrahim”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
tidak terjadi gerhana karena mati atau lahirnya seseorang. Maka apabila kalian melihat keduanya, berdoalah kepada Allah dan shalatlah, hingga pulih kembali”. [HR. Bukhari juz 2 : 30]

UNTUK MENDOWNLOAD BROSUR TATA CARA SHOLAT GERHANA, DAPAT DIDOWNLOAD DISINI :
Brosur Ahad Pagi Th 2010 - Sholat Sunnah ke 4

GERHANA BULAN

Pada tanggal 10 Desember 2011 akan terjadi Gerhana Bulan Total (GBT). GBT ini dapat diamati dari wilayah Australia, Asia, Eropa, sebagian besar Afrika dan Amerika Utara. Sementara pengamat di Amerika Selatan tidak dapat menyaksikannya. Gerhana Bulan Total ini dapat diamati dari Indonesia pada awal malam tanggal 10 Desember 2011.
Saksikan Gerhana Bulan Total Malam Minggu Ini.



Peristiwa alam gerhana bulan total akan kembali bisa disaksikan masyarakat Indonesia, Sabtu, 10 Desember 2011 nanti. Gerhana akan mulai disaksikan sejak pukul 19.45 WIB dan bisa dilihat di seluruh titik di Indonesia.

Tidak butuh teleskop atau alat bantu lainnya untuk melihat gerhana bulan ini. Karena bisa langsung disaksikan lewat mata telanjang. "Bagian umbra (bayangan inti) bulan bisa dilihat sejak pukul 19.45 dan selesai pukul 23.18 WIB. Sedangkan bagian penumbra (luar inti, bayangan kabur) dimulai pukul 18.33-00.29 WIB," kata Evan Akbar sebagai Koordinator Pengamatan Gerhana Observatorium Bosscha, Kamis (7/12).

Namun, gerhana ini bisa dilihat dengan syarat langit cerah, tidak turun hujan. "Mau dlihat di mana saja, mulai dari Aceh sampa Papua, gerhana akan terlihat," tambah Evan.

Gerhana bulan total sempat terjadi pada Juni 2011 lalu. Peristiwa alam ini sendiri tidak terikat waktu: kapan pun Bumi berada di antara Matahari dan Bulan dalam satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai Bulan karena terhalangi oleh Bumi.

Jelang gerhana akhir pekan ini, Bosscha sebagai salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia berencana mengadakan acara pengamatan umum. Dibuka sejak gerhana mulai bisa dilihat. Selain itu dibuka pula streaming lewat situs resmi mereka di http://bosscha.itb.ac.id.

"Jadi masyarakat yang di Aceh pun bisa melihat bagaimana rasanya melihat gerhana dari Bosscha di Bandung," ujar Evan.

Selain Indonesia, negara lain yang bisa melihat gerhana bulan total Sabtu nanti adalah Korea Selatan dan Qatar. Badan Astronomi dan Ilmu Luar Angkasa Korsel mengumumkan jika gerhana bisa dilihat mulai pukul 20.31 waktu setempat.

Sedangkan Qatar, melalui Departemen Astronominya, menyebut jika gerhana di negara mereka dimulai pukul 15.44 dan berlangsung selama 51 menit.


Sedang dari Bosscha ITB Bandung diberitakan melalui webnya sebagai berikut :

Gerhana bulan terjadi saat bulan melintas di belakang bumi, sehingga bulan akan masuk ke dalam
bayang-bayang bumi. Berikut perkiraan waktu gerhana dari astronomical almanac:

Jam (wib) pergerakan bulan yang teramati dari bumi
18.33 bulan memasuki penumbra bumi cahaya bulan melemah. Jika langit cerah, samar-samar dapat terlihat bayangan gelap di permukaan bulan.
19.45 bulan memasuki umbra bumi bulan tampak terpotong
21.06 bulan seluruhnya masuk ke dalam umbra bumi bulan berwarna kemerahan
21.33 bulan berada di tengah perjalanan melintasi umbra bumi puncak gerhana, bulan berwarna kemerahan
21.57 bulan mulai keluar dari umbra bumi bulan tampak terpotong
23.18 bulan seluruhnya keluar dari umbra bumi bulan tampak bulat utuh lagi
00.29 bulan keluar dari penumbra bumi cahaya bulan terang seperti purnama pada biasanya


Peristiwa gerhana bulan total ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Tanpa menggunakan alat (teleskop) sekalipun, peristiwa gerhana ini tetap dapat dinikmati. Cukup dengan mencari tempat yang agak lapang agar pandangan ke arah timur tidak terhalang.

Dalam momen gerhana bulan total kali Observatorium Bosscha mengadakan 3 jenis pengamatan.

1. Pengamatan tertutup
Pengamatan ini dilakukan oleh staf dan mahasiswa astronomi dan bersifat tertutup.
2. Pengamatan untuk disiarkan melalui web (live streamning)
Tayangan live streaming ini merupakan salah satu agenda dari jejaring pengamatan hilal. Masyarakat dapat melihat hasil pengamatan ini melalui situs http://hilal.kominfo.go.id atau di web bosscha.
3. Pengamatan untuk tamu dan publik
Oservatorium Bosscha menyediakan 2 teleskop bagi masyarakat yang ingin menyaksikan gerhana bulan di Observatorium Bosscha. Teleskop yang disediakan adalah teleskop berdiameter 6 cm dan 11 cm. Teleskop besar Zeiss tidak digunakan karena tidak cocok untuk mengamati gerhana bulan. Apabila ingin berkunjung, mohon hubungi bagian pendaftaran di nomor 022-2786001 pada hari dan jam kerja, dengan biaya administrasi Rp. 10.000 per orang dan kapasitas tempat 200 orang.

Mengingat gerhana bulan ini terjadi di musim hujan, cuaca menjadi faktor yang sangat menentukan apakah gerhana bulan akan dapat terlihat atau tidak. Jika cuaca berawan, tentu gerhana bulan tidak akan terlihat.

Sebagai umat muslim, mari kita laksanakan sholat sunnah khusuf tersebut nanti malam. Ajak saudara kita yang lain dengan mengumumkan kepada jamaah maghrib yang datang kemasjid, sehingga ketika pelaksanaan ba'da isya dapat hadir semua.
Tentang bagaimana cara sholat khusuf dapat dibuka disini Tata cara sholat sunnah Khusuf dan anda bisa download brosurnya lengkap dengan dalil-dalilnya.
Selamat beribadah !!!